FAMOUS

Indonesia memiliki ribuan pantai yang menawan dari ujung barat hingga timur, namun tidak semuanya ramai dikunjungi wisatawan. Salah satu yang masih alami dan belum banyak tersentuh oleh pariwisata massal adalah Pantai Lawar di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Tempat ini menjadi destinasi ideal bagi siapa pun yang mencari ketenangan, keindahan alam, dan suasana yang masih perawan.

Pantai ini terletak di Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Untuk mencapainya dari Sumbawa Besar, diperlukan waktu sekitar tiga hingga empat jam, tergantung kondisi jalan dan kendaraan yang digunakan. Meski jalurnya cukup menantang dan belum seluruhnya beraspal, justru itulah yang membuat kawasan ini tetap alami dan tidak terlalu ramai. Karena belum ada angkutan umum langsung ke lokasi, sebagian besar pengunjung menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan. Sepanjang perjalanan, Anda akan disuguhi pemandangan memukau berupa perbukitan hijau, hamparan sawah, dan desa-desa khas Sumbawa yang masih mempertahankan nuansa tradisional.

Menurut cerita masyarakat sekitar, nama “Lawar” berasal dari bahasa Sumbawa, yakni “la war” yang secara bebas diartikan sebagai “tempat yang tenang” atau “tempat beristirahat terakhir.” Nama ini menggambarkan karakter pantai yang damai, seolah menjadi tempat sempurna untuk melarikan diri dari keramaian dan hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Dulu, pantai ini sering dijadikan tempat bersantai oleh para nelayan sepuh setelah kembali dari laut. Ketenangan yang sama masih bisa dirasakan hingga kini.

Pantai Lawar menyuguhkan pemandangan yang memikat. Hamparan pasir putih yang halus memanjang menyatu dengan air laut yang jernih dan memiliki gradasi warna biru-kehijauan yang menyejukkan mata. Di sekelilingnya terdapat tebing dan bukit hijau yang menambah daya tarik visual. Dari atas bukit, pengunjung bisa menikmati panorama laut lepas yang luar biasa, terutama saat matahari terbit atau terbenam. Hembusan angin laut yang sejuk menambah kesan damai yang membuat siapa saja enggan beranjak.

Banyak aktivitas seru yang bisa dilakukan di Pantai Lawar. Bagi pecinta bawah laut, snorkeling bisa menjadi pilihan menarik karena terumbu karangnya masih tergolong sehat. Meski belum tersedia fasilitas penyewaan alat atau operator selam, pengalaman snorkeling mandiri tetap mengesankan, terutama jika Anda membawa perlengkapan sendiri. Bagi yang gemar memancing, beberapa titik di tebing pantai menjadi tempat favorit untuk menangkap ikan seperti kakap, kerapu, atau baronang. Kegiatan ini sering dilakukan oleh warga setempat maupun wisatawan.

Banyak pengunjung juga memilih untuk berkemah di pantai ini karena belum tersedia akomodasi resmi seperti hotel atau resort. Suasana malam yang tenang, langit penuh bintang, dan suara deburan ombak menciptakan pengalaman camping yang sangat berkesan. Jika cuaca mendukung, Anda bahkan bisa menyaksikan galaksi Bima Sakti membentang di langit malam. Selain itu, pantai ini juga sangat cocok untuk fotografi alam. Banyak fotografer yang datang hanya untuk mengabadikan keindahan alamnya, terutama saat matahari terbenam, ketika siluet pohon kelapa dan warna langit menciptakan pemandangan dramatis.

Di sekitar pantai tumbuh berbagai jenis tanaman seperti pohon kelapa, cemara laut, dan semak belukar. Kawasan ini juga menjadi habitat alami bagi sejumlah satwa, termasuk burung laut seperti elang dan bangau. Di waktu-waktu tertentu, terutama pagi hari, pengunjung beruntung bisa melihat kawanan lumba-lumba berenang di kejauhan. Kekayaan ekosistem ini menjadikan Pantai Lawar sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan.

Selain alamnya yang indah, nilai budaya lokal juga menjadi daya tarik tersendiri. Masyarakat di sekitar pantai masih memegang teguh tradisi. Rumah-rumah panggung khas Sumbawa masih banyak ditemukan, dan interaksi dengan warga lokal memberikan pengalaman yang hangat. Para tamu yang menginap di rumah warga sering dijamu dengan makanan tradisional seperti sepat (ikan kuah fermentasi yang kaya rempah), singang (sup ikan pedas khas daerah ini), dan jepa (camilan dari singkong goreng pipih). Kehangatan warga menjadikan kunjungan ke pantai ini terasa lebih bermakna.

Waktu terbaik untuk mengunjungi Pantai Lawar adalah antara bulan April hingga Oktober, saat cuaca cerah dan ombak relatif bersahabat. Pada musim hujan, yakni November hingga Maret, akses jalan bisa menjadi licin dan beberapa aktivitas seperti berkemah mungkin tidak ideal karena curah hujan tinggi. Untuk menikmati suasana yang benar-benar tenang, sebaiknya datang di hari biasa dan bukan pada musim liburan.

Pantai Lawar memiliki potensi besar sebagai kawasan ekowisata. Beberapa komunitas lokal sudah mulai melakukan upaya pelestarian seperti program bersih pantai, pelatihan pemandu wisata, dan pengembangan homestay. Warga berharap kawasan ini dapat berkembang tanpa mengorbankan kelestarian alam dan nilai-nilai budaya yang sudah ada sejak lama. Pengunjung pun diharapkan datang dengan kesadaran untuk menjaga kebersihan, menghormati adat setempat, dan tidak merusak lingkungan sekitar.

Bagi Anda yang berencana berkunjung, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Bawalah makanan dan minuman sendiri karena belum ada warung tetap. Jangan lupa membawa tabir surya, topi, dan sandal yang nyaman. Siapkan kantong sampah untuk membawa pulang sampah pribadi. Hormatilah kebiasaan masyarakat sekitar dan kenakan pakaian yang sopan. Karena belum tersedia jaringan listrik, membawa power bank atau pengisi daya tenaga surya sangat disarankan.

Pantai Lawar bukan hanya tempat untuk menikmati keindahan alam, tetapi juga ruang untuk menyepi, merefleksikan diri, dan kembali terhubung dengan alam dan budaya lokal. Kealamian yang masih terjaga, keramahan masyarakat, dan suasana damai menjadikannya salah satu surga tersembunyi di ujung timur Pulau Sumbawa. Daripada hanya mendengar cerita, datang dan rasakan sendiri pesona Pantai Lawar permata alam yang belum banyak dijamah dan patut untuk dinikmati dengan bijak.

Gambar 1. 

Source: Pariwisata Indonesia

Gambar 2.

Source: Your trip

X

https://wa.me//6281775104411