FAMOUS

Image: Jejak Lombok
image: Nusrapost

Pejanggik adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Meskipun sekarang dikenal sebagai desa yang tenang dan damai, Pejanggik memiliki sejarah panjang dan penting sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Pejanggik salah satu kerajaan besar dan berpengaruh di Pulau Lombok. Kerajaan ini pernah menguasai wilayah yang luas dan memainkan peran sentral dalam sejarah dan perkembangan budaya Lombok selama lebih dari tiga abad, tepatnya dari tahun 1343 hingga 1696 Masehi.

Kerajaan Pejanggik didirikan setelah wilayah ini memisahkan diri dari Kerajaan Selaparang. Meski sempat menjadi bagian dari kerajaan tersebut, Pejanggik memilih untuk berdiri sendiri karena kesulitan dalam menjaga hubungan dengan Selaparang. Keputusan ini tidak hanya menunjukkan keberanian, tetapi juga kecerdikan dalam mempertahankan identitas dan kedaulatan daerah. Selama masa pemerintahannya, Kerajaan Pejanggik dikenal akan suasana kedamaian dan ketenangan yang mewarnai kehidupan masyarakatnya. Raja-raja Pejanggik juga terkenal rendah hati dan sangat peduli terhadap kesejahteraan rakyat, sehingga kerajaan ini memiliki reputasi sebagai pusat pemerintahan yang adil dan bijaksana.

Salah satu raja terakhir yang memerintah kerajaan ini adalah Maspanji Meraja Komala Sakti (1667-1696 M), yang merupakan generasi kedelapan dan sekaligus penguasa terakhir sebelum kerajaan ini runtuh pada tahun 1696. Pada masa kejayaannya, wilayah kekuasaan Kerajaan Pejanggik membentang dari pantai barat hingga pantai timur Pulau Lombok, mulai dari Belongas sampai ke Tanjung Ringgit. Luasnya wilayah ini menunjukkan betapa penting dan berpengaruhnya kerajaan ini dalam sejarah pulau tersebut.

Jejak sejarah Kerajaan Pejanggik masih bisa ditemukan hingga saat ini di berbagai peninggalan berharga yang terawat baik oleh masyarakat setempat. Salah satu situs bersejarah yang paling dikenal adalah Makam Serewe, yang terletak di Desa Pejanggik. Makam ini menjadi tempat peristirahatan terakhir dari beberapa raja Kerajaan Pejanggik, antara lain Deneq Mas Komala Sari, Deneq Mas Unda Putih, dan Deneq Bekem Buta Intan Komala Sari. Keberadaan makam ini bukan hanya menjadi bukti sejarah, tetapi juga merupakan tempat yang dihormati dan sering dikunjungi oleh masyarakat sebagai simbol penghormatan terhadap leluhur dan sejarah kerajaan.

image: Cagar Budaya
image: GenPI

Selain makam, terdapat pula peninggalan unik yang bernilai budaya dan mistis, yaitu Sumur Asahan Emas yang berada di Dusun Toro. Sumur ini memiliki cerita menarik, dimana setiap 5 sampai 6 tahun sekali, muncul cairan berwarna kuning yang disebut “asahan”. Asahan ini dipercaya oleh masyarakat lokal sebagai bahan khusus untuk mengasah benda pusaka. Tradisi mengasah pusaka ini sudah berlangsung turun-temurun dengan berbagai rangkaian upacara adat yang sakral, menandakan betapa kuatnya keterikatan masyarakat Pejanggik dengan warisan leluhur mereka.

Selain kedua peninggalan tersebut, bangunan tradisional bernama Bale Beleq juga masih berdiri kokoh di desa ini. Dalam bahasa Sasak, Bale Beleq berarti rumah besar, dan di Pejanggik dikenal dengan sebutan Pakulan Pejanggik. Bale Beleq dulunya menjadi tempat bermusyawarah bagi para tetua dan pemimpin masyarakat dalam mengambil keputusan penting. Keberadaan bangunan ini menjadi simbol tradisi demokrasi dan musyawarah yang dijalankan secara turun-temurun dalam masyarakat Pejanggik. Sampai saat ini, Bale Beleq tetap menjadi saksi bisu dari kebersamaan dan kearifan lokal yang diwariskan oleh para leluhur.

Dengan segala peninggalan sejarah dan budaya yang masih terjaga dengan baik, Pejanggik bukan hanya sekadar desa biasa. Tempat ini adalah saksi hidup dari perjalanan panjang sebuah kerajaan besar yang pernah berjaya di Pulau Lombok. Melalui makam, sumur mistis, hingga rumah adatnya, Pejanggik terus mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga sejarah dan budaya sebagai identitas dan kekayaan bangsa.

Bagi para pelancong dan pencinta sejarah, Pejanggik menawarkan pengalaman yang kaya akan nilai-nilai sejarah dan budaya. Mengunjungi desa ini berarti menelusuri jejak masa lampau yang penuh dengan kisah kepemimpinan bijaksana, tradisi luhur, dan warisan yang masih hidup hingga kini. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengenal lebih jauh tentang Kerajaan Pejanggik dan bagaimana desa ini tetap menjaga semangat dan nilai-nilai leluhur di tengah perkembangan zaman.

X

https://wa.me//6281775104411