
Gambar: Asi Mbojo Tahun 1899
Sumber: www.mbojoklopedia.com
Jika Pulau Lombok dikenal dengan pesona alam dan adat Sasaknya, maka Pulau Sumbawa memiliki permata sejarah yang tak kalah menakjubkan — Asi Mbojo, istana megah peninggalan Kesultanan Bima yang kini menjadi salah satu ikon wisata budaya di Nusa Tenggara Barat. Terletak di Kota Bima, Asi Mbojo bukan sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga simbol kejayaan, kearifan, dan peradaban masyarakat Bima yang telah berkembang sejak berabad-abad lalu.
Dalam bahasa daerah Bima, “Asi” berarti istana, dan “Mbojo” merupakan nama lama dari Bima. Jadi, Asi Mbojo berarti Istana Bima — pusat pemerintahan dan simbol kekuasaan Sultan Bima pada masa lampau. Bangunan ini berdiri megah di tengah kota, dikelilingi oleh taman dan jalan yang rapi, menjadi saksi perjalanan panjang Kesultanan Bima yang berdiri sejak abad ke-17. Kini, Asi Mbojo difungsikan sebagai museum dan pusat dokumentasi sejarah Kesultanan Bima, sehingga wisatawan dapat menyaksikan langsung peninggalan budaya yang autentik dan bernilai tinggi.

Gambar: Istana Asi Mbojo
Sumber: pariwisata.bimakota.go.id
Arsitektur Asi Mbojo menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Bangunan ini memadukan gaya arsitektur kolonial Belanda dengan unsur lokal Bima yang kental. Dinding tebal berwarna putih, pilar-pilar tinggi, dan ukiran khas di bagian pintu serta jendela menggambarkan kemegahan serta cita rasa seni tinggi pada masa itu. Bangunan utama terdiri atas beberapa ruangan yang dahulu digunakan sebagai ruang kerja sultan, balai pertemuan, ruang tamu kerajaan, hingga kamar pribadi keluarga kesultanan. Kini, setiap ruangan diubah menjadi ruang pamer yang menampilkan koleksi benda-benda peninggalan kerajaan, seperti mahkota, senjata tradisional, naskah kuno, pakaian adat, hingga foto-foto dokumentasi sejarah.
Di ruang pamer utama, pengunjung dapat menemukan mahkota emas Sultan Abdul Kahir, sultan pertama Bima yang berperan penting dalam penyebaran Islam di wilayah tersebut. Selain itu, terdapat pula koleksi manuskrip kuno beraksara Arab Melayu dan Bima kuno, yang menceritakan sejarah pemerintahan, hukum adat, serta peraturan sosial masyarakat kala itu. Koleksi ini menjadi bukti betapa majunya sistem birokrasi dan budaya literasi di Kesultanan Bima pada masanya.
Dari sisi pariwisata, Asi Mbojo menawarkan pengalaman wisata sejarah dan budaya (heritage tourism) yang sangat menarik. Wisatawan tidak hanya menikmati keindahan bangunan, tetapi juga dapat memahami nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat Bima. Setiap sudut istana seolah mengajak pengunjung menelusuri jejak masa lalu — tentang bagaimana sultan memimpin rakyatnya, bagaimana nilai Islam menyatu dalam tradisi, hingga bagaimana masyarakat Bima membangun identitasnya di tengah perubahan zaman.
Selain menikmati pameran di dalam istana, wisatawan juga dapat mengikuti tur budaya yang dipandu oleh petugas museum. Mereka akan menjelaskan kisah-kisah menarik tentang sultan dan kehidupan kerajaan, serta mengajak pengunjung mengenal kesenian khas Bima, seperti tarian Buja Kadanda, Hadrah, dan Dana Mbojo. Di area luar museum, terdapat lapangan luas yang sering digunakan untuk pertunjukan budaya dan upacara adat, terutama saat peringatan hari besar Bima atau acara kenegaraan.
Lokasi Asi Mbojo sangat strategis dan mudah dijangkau. Dari Bandara Sultan Muhammad Salahuddin, hanya berjarak sekitar 15 menit berkendara menuju pusat kota Bima. Akses jalan yang baik serta fasilitas wisata yang lengkap seperti area parkir, taman, dan kios suvenir membuat wisatawan semakin nyaman berkunjung.
Sebagai destinasi budaya unggulan, Asi Mbojo memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam konsep wisata berkelanjutan berbasis warisan budaya (sustainable cultural heritage tourism). Pelestarian bangunan dan koleksinya yang dilakukan oleh pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat lokal menjadi contoh nyata kolaborasi dalam menjaga identitas sejarah daerah.
Berkunjung ke Asi Mbojo bukan hanya sekadar melihat bangunan tua — melainkan perjalanan untuk memahami sejarah panjang peradaban Bima yang kaya nilai, moral, dan kebijaksanaan. Bagi siapa pun yang mencintai budaya dan sejarah, istana ini adalah tempat terbaik untuk mempelajari warisan luhur Nusa Tenggara Barat.